Senin, 22 Oktober 2012

Kebudayaan Jawa Timur


Seni dan budaya
Kesenian Jawa Timur
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.

http://temananak.com/wp-content/uploads/2012/02/jawa-timur-ludruk.jpg

1.0.1 Ludruk





Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini..
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan(upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUy4RS59e3nzTKJqMu4OyEIiyPimqr7SpzfSFyVFwXWlGLHaELKB86KeLVbUUI1xa2xLcQb3Jg1RLx3TvzTSRn3SGFR8C11rrAhLO4m5ZFcfP6Tk2Z3dh4Vh-g2eAjLCE9_9vlP5jITYQ/s1600/reog_ponorogo.jpg
1.0.2 Reog Ponorogo




Senjata Jawa Timur
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantarabagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/7e/Keris.jpg
1.0.3 Keris










Rumah Adat
Rumah Adat Jawa Timur (Joglo)
Rumah joglo yang merupakan salah satu rumah adat Jawa Timur. bentuk bangunan Jawa Timur seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengah Surakarta. Bangunan ini sudah ada sejak lama pada masa era kolonial seperti informasi yang tercatat saat pengambilan gambar (TMII).
Masing-masing rumah adat yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri tersendiri dimana rumah adat Jawa Timur memiliki ciri-ciri bangunan berbentuk persegi panjang. Rumah Joglo mempunyai 16 buah tiang atau kolom sebagai penopang konstruksi atap yang terdiri dari 4 buah “saka guru” dengan masing masing tiang berukuran (15cm x 15cm) dan 12 buah tiang emper masing-masing berukuran (11cm x 11cm), serta mempunyai 5 buah “Blandar Tumpang Sari” lengkap dengan “kendhit”atau “koloran” yang berfungsi sebagai balok penyiku konstruksi utama bangunan tersebut. Keseluruhan bangunan asli menggunakan material struktur kayu jati dan mempunyai ukuran 8,4 m x 7,6 m.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyp4M4vnQa2H1oNuzEDfUPi6aaySd25RySkQz4XOK56EBx8uebwyCjoFln891S1IRksxCRKTdPvZ8bEI0jSiBjSr5vkbprfSBobEPi7tLr8fcf6xcFqJ6ej8CXdmJ4Lucc7WX4eyGIYLM/s320/joglo1.jpeg
1.0.4 Rumah Joglo
Kesimpulan:
Kebudayaan  jawa timur sungguh mengagumkan dari mulai adat dan istiadat serta budaya dan keramah tamah para penduduknya , tarian tarian yg di suguhkan begitu indah dari mulai reog ponorogo sampai ludruk atau ketoprak humor.
Serta rumah adatnya yg sungguh indah dilihat.
Sumber
Nama : Tio Imam Fauzie                    Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar (Softskill)
NPM :  17112396
Kelas : 1KA11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar