Sabtu, 01 Desember 2012

Pemuda Dan Organisasi

“Berikan aku sepuluh pemuda, akan kugoncangkan dunia”
Inilah salah satu kalimat terdahsyat yang pernah dikatakan oleh Bapak Revolusioner kita, Bung Karno. Tak berlebihan apabila optimisme yang begitu besar disematkan pada generasi muda. Coba kita ingat kembali sejarah pemuda bangsa kita dahulu. Di era 1908 kita akan berjumpa dengan generasi pemelopor kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi nasionalis pertama. Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang dengan gagah berani mengikrarkan sumpah mereka yang selanjutnya kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Sebuah sumpah yang mengawali penyatuan-penyatuan ideologi dari berbagai pemuda yang berbeda. Dan puncaknya ialah pada tahun 1945, dimana saat itu generasi muda ikut andil dalam memplopori perjuangan kemerdekaan hingga akhirnya kita bisa benar-benar merasakan bagaimana merdeka. Rentetan sejarah ini memperlihatkan pada kita betapa besar perubahan yang dapat dilakukan oleh pemuda. Tak dapat dielakkan lagi maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari sentuhan-sentuhan yang dapat dilakukan oleh generasi muda.
Kiranya cukup sudah kita bernostalgia dengan generasi muda dahulu. Kita lihat pemuda sekarang, calon pemimpin masa depan. Dewasa ini sering kali kita lihat di media-media berbagai problematika dari obat-obatan, minum-minuman keras, tawuran hingga pengangguran sering kali menimpa pemuda kita. Berdasarkan Data Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga (2008) mencatat, dari 220 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia, sekitar 80,6 juta orang adalah pemuda. Namun, 10,8 juta pemuda yang berusia antara 15-35 berstatus sebagai pengangguran (baik terbuka maupun terselubung). Kondisi ini terjadi akibat rendahnya kesempatan kerja dan kurangnya upaya wirausaha dari kalangan pemuda (Detikcom, 11/06/08). Di sini baru terlihat eksistensi seorang pemuda lebih terlihat sebagai beban ketimbang harapan. Sungguh ironis memang, mengingat SDM pemuda yang kita miliki tidaklah buruk. Sudah berulang kali generasi pemuda kita menorehkan tinta emas di pentas dunia internasional, baik melalui olompiade sains maupun kejuaraan olah raga. Namun apalah arti sebuah kejeniusan apabila tidak diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya bekerja dalam tim. Ibarat lidi apabila hanya sebuah apakah bisa membersihkan sampah yang berserakan, tentu tidak. Hanya dengan seikat lidi yang bersatu padulah semua bisa dilakukan.
Tanpa kita sadari, disinilah peran organisasi sangatlah dibutuhkan. Dimana dari sinilah pemikiran-pemikiran hasil bentukan pemuda ditampung yang kemudian diwujudkan dengan pergerakan-pergerakan yang bertujuan untuk kebaikan bersama. Disini pula para pemuda mampu mengembangkan diri membentuk pendewasaan pikiran serta melakukan daya analisis tinggi, dan yang terpenting adalah kemauan bekereja dalam tim. Hanya dengan bersatu perubahan dapat kita lakukan.
Namun nampaknya peran organisasi sendiri masih seringkali dipandang sebelah mata oleh segelintir orang. Yang mereka lihat organisasi adalah suatu kelompok yang beranggotakan orang-orang yang suka merusak, pemalas, ataupun orang-orang yang hanya bisa berkoar-koar belaka tanpa ada tindakan. Padahal kenyataannya sungguhlah tidak demikian. Hanya saja mereka yang tidak paham akan makna pentingnya suatu organisasi dalam membangun suatu bangsa. Oleh karena itu marilah kita tanamkan pada diri kita sendiri semangat kebersamaan dan persatuan. Kita bangkitkan kembali ruh semangat pemuda terdahulu. Kita tunjukkan bahwa kita bisa melakukan perubahan baik pada dunia sebagaimana predikat pemuda sebagai agent of change (agen perubahan), seperti yang dikatakan Bung Karno. Kita perangi bersama orang-orang yang memandang sebelah mata organisasi, karena mereka semua adalah pembunuh kreatifitas. Ayo Bangkit Pemuda!

sumber :
http://smanj.sch.id/index.php/majalah-misi/50-misi-13/181-catatan-editor-pemuda-dan-organisasi

Rabu, 31 Oktober 2012

Masyarakat & Teknologi "Tablet Phone Gaya Hidup? Fungsi? atau Kebutuhan?"

Di era tahun 2012 ini memiliki sebuah gadget bukanlah hal yg waw atau hebat lagi , pasalnya setiap orang baik itu dari golongan atas sampai bawah mayoritas sudah memiliki handphone ,
Sekarang kita membahas ponsel layar sentuh berukuran layar besar atau biasa di sebut "Tablet Phone"



Memegang gadget kini bukan hanya tren, tapi bagi sebagaian masyarakat kita telah menjadi gaya hidup. Mereka sangat aktif dengan gadget mereka , ke mana pun kapan pun dan dimana pun. Sehingga, ada yang menyebut bahwa zaman ini ada sekelompok masyarakat yang dikenal dengan istilah "generasi menunduk" sebuah istilah untuk menyebut pada sekelompok masyarakat yang terus menundukkan kepalanya pada gadgetnya. Mereka itu tak terpisahkan dengan gadget bukan hanya karena fungsinya, baik sebagai perangkat komunikasi, mencari informasi, atau bertransaksi, tapi juga sebagai gaya hidup elite. 



Salah satu gadget yang diramalkan akan menjadi bagian dari masyarakat kita ke depan yakni komputer tablet. Dengan sifatnya yang portabel, simpel, dan elegan, tablet menjadi tujuan perburuan masyarakat kita, dan salah satunya untuk mendongkrak wibawa dirinya. Dalam rilis beberapa media, disebutkan bahwa Indonesia merupakan pasar komputer tablet yang akan terus berkembang, dan bahkan berpotensi menggerus posisi netbook di pasar negeri ini yang selama ini jadi primadona. 

Meski demikian, ternyata masih banyak orang Indonesia yang membeli tablet karena kebutuhan gaya hidup, bukan karena fungsi. 

Seperti pada saat saya baca kompas 2012 ini, diprediksi akan ada beberapa tablet yang diluncurkan di  Indonesia. Pembeliannya diperkirakan baru akan meningkat pada kuartal ketiga atau keempat, ketika harga  tablet itu mulai turun. Pasar perangkat tablet di Indonesia diprediksi akan booming tahun ini dengan penjualan mencapai 860.000 unit atau melesat 100% dari prediksi penjualan 2011  yakni sebesar 430.000 unit. Data itu dilansir PT. GFK Retail and Technology Indonesia, sebuah perusahaan konsultan di bidang ritel dan teknologi. Perusahaan ini juga menyimpulkan salah satu pendorong utama pertumbuhan bisnis tablet di pasar lokal adalah adanya pergeseran gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi memakai internet.  

Dengan ini saya menyimpulkan bahwa tablet itu skarang sudah menjadi trend para masayarakat indonesia baik kalangan atas menengah dan bawah , semuanya butuh koneksi internet untuk mengikuti perkembangan jaman dan tablet salah satu "pemuas" akan kecanduan para pecandu internet .

Nama : Tio Imam Fauzie                    Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar (Softskill)
NPM :  17112396
Kelas : 1KA11

Senin, 22 Oktober 2012

Kebudayaan Jawa Timur


Seni dan budaya
Kesenian Jawa Timur
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.

http://temananak.com/wp-content/uploads/2012/02/jawa-timur-ludruk.jpg

1.0.1 Ludruk





Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini..
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan(upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUy4RS59e3nzTKJqMu4OyEIiyPimqr7SpzfSFyVFwXWlGLHaELKB86KeLVbUUI1xa2xLcQb3Jg1RLx3TvzTSRn3SGFR8C11rrAhLO4m5ZFcfP6Tk2Z3dh4Vh-g2eAjLCE9_9vlP5jITYQ/s1600/reog_ponorogo.jpg
1.0.2 Reog Ponorogo




Senjata Jawa Timur
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantarabagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/7e/Keris.jpg
1.0.3 Keris










Rumah Adat
Rumah Adat Jawa Timur (Joglo)
Rumah joglo yang merupakan salah satu rumah adat Jawa Timur. bentuk bangunan Jawa Timur seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengah Surakarta. Bangunan ini sudah ada sejak lama pada masa era kolonial seperti informasi yang tercatat saat pengambilan gambar (TMII).
Masing-masing rumah adat yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri tersendiri dimana rumah adat Jawa Timur memiliki ciri-ciri bangunan berbentuk persegi panjang. Rumah Joglo mempunyai 16 buah tiang atau kolom sebagai penopang konstruksi atap yang terdiri dari 4 buah “saka guru” dengan masing masing tiang berukuran (15cm x 15cm) dan 12 buah tiang emper masing-masing berukuran (11cm x 11cm), serta mempunyai 5 buah “Blandar Tumpang Sari” lengkap dengan “kendhit”atau “koloran” yang berfungsi sebagai balok penyiku konstruksi utama bangunan tersebut. Keseluruhan bangunan asli menggunakan material struktur kayu jati dan mempunyai ukuran 8,4 m x 7,6 m.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyp4M4vnQa2H1oNuzEDfUPi6aaySd25RySkQz4XOK56EBx8uebwyCjoFln891S1IRksxCRKTdPvZ8bEI0jSiBjSr5vkbprfSBobEPi7tLr8fcf6xcFqJ6ej8CXdmJ4Lucc7WX4eyGIYLM/s320/joglo1.jpeg
1.0.4 Rumah Joglo
Kesimpulan:
Kebudayaan  jawa timur sungguh mengagumkan dari mulai adat dan istiadat serta budaya dan keramah tamah para penduduknya , tarian tarian yg di suguhkan begitu indah dari mulai reog ponorogo sampai ludruk atau ketoprak humor.
Serta rumah adatnya yg sungguh indah dilihat.
Sumber
Nama : Tio Imam Fauzie                    Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar (Softskill)
NPM :  17112396
Kelas : 1KA11